Selasa, 06 Agustus 2019

5 Tips Jadi Pemilih Cerdas Sebelum Memilih Caleg atau Capres

Related image

Pemilihan presiden 2019 sudah masuk waktu kampanye. Ke-2 pasangan capres-cawapres Joko 'Jokowi' Widodo-Ma'ruf Amin serta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mulai santer berkampanye, untuk mensosialisasikan visi, misi, serta program mereka.

Warga yang telah mempunyai hak pilih harus jeli dalam pilih pasangan calon presiden, sebelum pengambilan suara pada 17 April 2019. Jangan pernah salah pilih pasangan calon.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu serta Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mempunyai beberapa panduan supaya jadi pemilih yang jeli, sebelum pilih calon pemimpin untuk lima tahun akan datang. Apa beberapa tips itu?

1. Memberi atensi yang sama pada rumor Pileg serta Pemilihan presiden 

Pendapat pertama yang diberi Perludem ialah tentang atensi mengenai rumor pemilu legislatif (Pileg). Menurut Titi ruang umum sekarang lebih menguasai bahasan tentang Pemilihan presiden. Ia merasakan ini mencemaskan bila rumor Pemilihan presiden bisa mengubah perhatian publik dengan tidak pedulikan Pileg.

"Perwujudan service publik yang baik bukan sekedar bisa diraih dari presiden yang baik, namum parlemen yang baik diperlukan, supaya kapasitas presiden bisa maksimal. Oleh karena itu, infomasi sekitar caleg sangat penting," catat Titi di situs Perludem seperti diambil ini hari, Rabu (24/10).

2. Ketahui calon legislatif atau pasangan calon presiden yang sesuai inspirasi politik pribadi 

Menurut Titi memang tidak gampang untuk mengetahui caleg satu demi satu. Untuk memudahkan, pemilih dapat tentang calon legislatif yang di rasa mempunyai inspirasi politik yang searah dengan pribadi.

Lalu, bagaimanakah cara tahu inspirasi politik pribadi? Triknya ialah pemilih bisa mengidentifikasi hal yang menjadi keperluan pribadi atau warga dalam kehidupan bernegara. Panduan ini berlaku untuk pasangan capres-cawapres yang akan diambil.

3. Perhatikan program, ide, sampai reputasi calon 

Step seterusnya, kata Titi, ialah menyimak program serta ide calon legislatif atau pasangan capres-cawapres. Mereka tentu tawarkan nilai plus dari diri mereka semasing, karena itu itu tingkatan ini harus disertai dengan penilaian reputasi calon legislatif.

Jadi tidak cuma program yang ditawarkan tetapi harus ada realisasinya. Reputasi yang perlu diamati pemilih ialah seperti masalah hukum. Dengan demikian, pesatnya perkembangan digital di masa ini, reputasi beberapa calon legislatif atau pasangan calon presiden bisa didapati lebih gampang.

“Kadang-kadang kan beberapa calon itu bisa jadi membuat janji-janji manis. Teks-teks yang indah, tapi nyatanya tidak punyai integritas serta reputasi untuk diwujudkan,” tutur Titi.

4. Apa calon dari parpol searah dengan ideologi pribadi? 

Titi merekomendasikan, bila langkah di atas masih mempersulit jalan keluarnya, ialah menyimak calon legislatif atau pasangan calon presiden lewat partai yang searah dengan ideologi pribadi. Hal itu juga berguna untuk menyimak selanjutnya serta lebih valid.

5. Menuntut elite serta aktor politik untuk melek politik 

Diluar itu, lanjut Titi, beberapa elite serta aktor politik harus juga bertanggungjawab dengan kepribadian serta hukum, untuk lakukan pendidikan politik sepanjang jasa kampanye online . Hal itu menunjukkan jika mereka melek politik untuk mengedukasi pemilih, hingga mereka tidak sekedar hanya memberi janji tanpa ada realisasi.

"Jadi sebetulnya mereka itu punyai tanggung jawab untuk jaga supaya ruang umum kita ada dengan diskursus politik yang mendidik. Bukan sebatas cari publisitas yang melahirkan pro-kontra serta menjatuhkan antara beberapa musuh  politik,” kata Titi Anggraini.

Mudah-mudahan panduan ini berguna buat kamu yang telah mempunyai hak pilih, ya guys.

0 komentar:

Posting Komentar